Jumat, 03 Agustus 2012

Apa itu OOP ?

         OOP atau kepanjangan dari Object Oriented Programming adalah sebuah cara pandang( paradigma ) dalam memecahkan masalah di dunia nyata dianalogikan kedalam bentuk object dan struktur data yang didalamnya terdapat kumpulan item data disebut variable dan method/fungsi yang saling berinteraksi dalam sebuah struktur program. OOP  juga merupakan paradigma pemrograman yang popular saat ini yang telah menggantikan teknik pemrograman berbasis prosedur. 
        OOP ini dikembangkan pada permulaan tahun 1970. Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming/OOP) merupakan pemrograman yang berorientasikan kepada objek, dimana semua data dan fungsi dibungkus dalam class-class atau object-object. Setiap object dapat menerima pesan, memproses data, mengirim, menyimpan dan memanipulasi data. Beberapa object berinteraksi dengan saling memberikan informasi satu terhadap yang lainnya. Masing-masing object harus berisikan informasi mengenai dirinya sendiri dan dapat dihubungkan dengan Object yang lain. 
      Jadi, secara mudah OOP dapat disimpulkan sebagai suatu teknik atau metode untuk menangani kompleksitas pembuatan program. Jika mengikuti aturan-aturan dalam metode tersebut maka program yang dibuat akan lebih mudah dikembangkan. 
Mengapa harus Object?
      Objek dapat digambarkan pada dunia nyata sebagai sebuah entitas/ entity, contohnya adalah hewan, meja, kursi, kendaraan atau sesuatu yang lebih abstrak seperti angin. Pemrograman berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang menekankan pada objek, dimana pemrograman menjadi bersifat modular. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur, hal tersebut di atas relatif mustahil untuk dilakukan.

     Model data berorientasi objek dapat memberi fleksibilitas yang lebih diantaranya kemudahan mengubah program dan dapat digunakan secara luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya.

 
        Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah (cmt: problem solving) kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag. administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag.administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas administrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri. 

source : http://traigani.wordpress.com

2 komentar: